Contoh Puisi Distikon- Puisi baru dan puisi lama memiliki banyak sekali perbedaan. Mulai dari isi, bentuk ritem, dan bentuk puisi yang ditemukan dalam puisi lama telah berubah menjadi puisi baru.
Khususnya berkenaan dengan konten puisi baru, konten tersebut juga dijelaskan dalam bahasa yang bebas dan lincah.
Pada artikel kali ini kami akan meyampaikan materi pembelajaran tentang contoh puisi distikon. Check this out!
Contoh Puisi Distikon
Distikon merupakan salah satu diantara macam-macam puisi baru berdasarkan bentuknya.
Distikon sendiri adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris. Berikut ini akan kami tampilkan beberapa contoh puisi distikon dari penyair Indonesia. Check this out!
Contoh 1:
Karya: Sitor Situmorang
Bunga di atas batu
Dibakar sepi
Mengatas indera
Ia menanti
Bunga di atas batu
Dibakar sepi
Contoh 2:
Karya: Joko Pinurbo
Daun-daun karet berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.
Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang.
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar
membelit kenangan terjal.
Contoh 3:
Bagi saya Anda adalah tanda mata.
Sungguh sejak pertemuan.
Kamu mudah untukku.
Pandangan saya dimulai dari binarium Anda.
Bagi saya Anda adalah sebuah visi.
Setiap waktu, setiap ingatan.
Kamu mencari saya.
Mataku melewati matamu.
Contoh 4:
Karya: Joko Pinurbo
Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam
dan ia bukan pertapa suci yang kebal terhadap godaan.
Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah,
sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.
Contoh 5:
Karya: Sitor Situmorang
Dalam gua berseru
Hanya gema bertalu-talu
Batu termangu
(menitik air satu-satu)
Mari diam duduk lelap
Berkisah dalam gelap
Tentang hidup dan ia yang lupa
(Cahaya di luar lebih sendiri darii kita)
Contoh 6:
Jarak dari hatiku ke hatimu lebih dekat
Dari jauh hatimu ke hatiku, Misykat.
Saya datang ke alamat pertama,
Bahkan sebelum kamu pergi.
Contoh 7:
Arah panah.
Busur berjalan di sepanjang telapak tangan Anda.
Setinggi orgasme yang terlibat.
Aku mengarahkan dadamu ke dadamu.
Contoh 8:
Jika sendirian, siapa yang bersamamu?
Apakah itu tenang atau rindu?
Apa yang kamu rasakan saat kita bersama?
Apakah itu bahagia atau menderita?
Siapa yang berbaring di antara kita?
Siapa yang menyimpan omong kosong?
Bukankah seharusnya orang benar-benar memiliki cita-cita?
Bukankah orang benar-benar ingin dicintai?
Contoh 9:
Karya: Chandra Malik
Bagiku, engkaulah tanda mata.
Sejak bertemu, nyata selamanya.
Bagiku, engkau adalah cahaya.
Dari binarmu, tatapanku bermula.
Bagiku, engkaulah penglihatan.
Di setiap waktu, di setiap ingatan.
Bagiku, engkau arah memandang.
Pada matamu, mataku berpulang.
Contoh 10:
Di atas meja kecil itu.
Darahmu masih berbau harum.
Di halaman buku.
Kata itu telah menjadi saya.
Saya akan pecah berkeping-keping
Dalam ribuan kata dan nada.
Contoh 11:
Kita sering gagal.
Ulangi lagi dan masuk akal.
Kita sering jatuh.
Mundur, jangan mengeluh.
Contoh 12:
Badai bergemuruh di kamarmu.
Hujan semakin deras, lalu kilat, kilat.
dan ledakan waktu dari dada Anda.
Setelah itu semuanya mereda.
Musim ada di jendela.
Hanya ranting dan daun kering.
Berserakan di tempat tidur.
Saat itu tengah malam.
Kamu menangis Tapi tempat tidur.
Dengarkan suara Anda sebagai lagu.
Contoh 13:
Perasaan siapa yang akan menyala.
Lihat seorang anak dengan drum.
Satu di tengah lapangan.
Tanpa kemeja dengan kepala terbuka.
Ini adalah nasib anak gembala.
Berlindung di bawah kayu yang rindang.
Kandang telah pergi sejak pagi.
Kembali ke rumah saat senja.
Sedikit sejauh yang didapat.
Saya mendengar suara carillon.
Di alam yang indah dan indah.
O gembala berwarna hijau.
Dengarkan siswa Anda setelah kerbau.
Aku akan menurutimu.
Itulah tadi beberapa contoh puisi distikon dalam bahasa Indonesia. Semoga dengan materi yang sudah dibahas melalui artikel ini dapat memberikan pemahaman dan manfaat untuk teman-teman semua.
Jika teman-teman masih bingung dengan pelajaran bahasa Indonesia, teman-teman bisa kunjungi website kami yaitu haidarmusyaffa.com.