Contoh Puisi Quatrain- Puisi Quatrain merupakan puisi yang tiap barisnya terdiri dari empat baris. Puisi ini tergolong ke dalam macam-macam puisi baru berdasarkan bentuknya.
Puisi memiliki banyak sekali bentuk mulai dari puisi quint, terzina, stanza, septima dan sonet.
Untuk mengetahui seperti apa bentuk puisi ini, maka di artikel ini akan memberikan beberapa contoh puisi quatrain yang diambil dari berbagai macam sumber. Check this out!
Contoh Puisi Quatrain
Merlihat contoh puisi quatrain dapat membantu kamu melihat variasi halus dalam skema sajak dan meteran dalam puisi ini.
Contoh 1:
[su_box title=” Pada Suatu Hari Nanti “]
Karya: Sapardi Djoko Damono
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tal terdengar lagi
tapi diantara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari[/su_box]
Contoh 2:
[su_box title=” Di Restoran”]
Karya: Sapardi Djoko Damono
Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput —
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu di tengah sungai terjal yang deras —
kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu[/su_box]
Contoh 3:
[su_box title=” Hujan Bulan Juni “]
Karya: Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu[/su_box]
Contoh 4:
[su_box title=” Lagu Gadis Itali “]
Karya: Sitor Situmorang
Buat Silviana Maccari
Kerling dana di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau bukit di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur[/su_box]
Contoh 5:
[su_box title=” Sajak Empat Seuntai “]
Karya: Sapardi Djoko Damono
Kukirim padamu beberapa patah kata
yang sudah langka–
jika suatu hari nanti mereka mencapaimu,
rahasiakan, sia-sia saja memahamiku.
ruangan yang ada dalam sepatah kata
ternyata mirip rumah kita:
ada gambar, bunyi, gerak-gerik di sana —
hanya saja kita diharamkna menafsirkannya
bagi yang masih percaya pada kata”
diam pusat gejolaknya, padam inti kobarnya —
tapi kapan kita pernah memahami laut?
memahami api yang tak hendak surut?
apakah yang kita dapatkan di luar kata:
taman bunga? ruang angkasa?
di taman, begitu banyak yang tak tersampaikan
di angkasa, begitu hakiki makna kehampaan
apa lagi yang bisa ditahan? beberapa kata
bersikeras menerobos batas kenyataan —
setelah mencapai seberang, masihkah bermakna,
bagimu, segala yang ingin kusampaikan?
dalam setiap kata yang kaubaca selalu ada
huruf yang hilang —
kelak kau pasti akan kembali menemukannya
di sela-sela kenangan penuh ilalang[/su_box]
Contoh 6:
[su_box title=” Mendatang-datang Jua “]
Mendatang-datang jua
Kenangan usang lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda usang lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)[/su_box]
Contoh 7:
[su_box title=” Asal Muasal Pelukan “]
Karya: Candra Malik
Tuhan menciptakan manusia
dari tempat persembunyian-Nya
di mana tidak ada siapa pun
melihat-Nya meramu lamun
Dari segenggam sunyi,
dijadikan-Nya segumpal hati.
Dari ramai cuma sekepal,
dicipta-Nya sebongkah akal.
Tetapi Tuhan seperti sengaja
membuat hati tidak sempurna.
Dari dada yang menyimpan kalbu,
direnggut-Nya tulang rusuk satu.
Tuhan menyebut manusia
yang terluka itu sebagai laki-laki
Lalu dari luka itulah wanita
dicipta bagai permata sanubari.
Digegar oleh detak jantung
laki-laki tak kuat menanggung.
Dari sinilah awal mula doa:
“Tuhan, kami ingin bahagia.”
Di mana letak kesabaran,
jika bukan di dalam dada?
Di mana syukur diletakkan,
jika bukan di dalam dada?
Tetapi, dada tak sempurna
sejak satu tulang rusuknya pergi.
Segala yang dilihat dari fana,
hanya kerinduanlah yang abadi.
Tanpa permpuan di sisinya,
laki-laki hanya memeluk udara.
Padahal pun bagi perempuan,
lelaki itu asal muasal pelukan.
Jakarta, Maret 2016[/su_box]
Contoh 8:
[su_box title=” Mampir di Woods di Malam Bersalju “]
Karya: Robert Frost
Hutan siapa ini saya rasa saya tahu.
Rumahnya ada di desa;
Dia tidak akan melihat saya berhenti di sini
Untuk melihat hutannya dipenuhi salju.[/su_box]
Contoh 9:
[su_box title=” Wreck of the Hesperus “]
Karya: Henry Wadsworth Longfellow
Itu adalah sekunar Hesperus,
Yang mengarungi laut musim dingin;
Dan nakhoda telah mengambil putri kecilnya,
Untuk menemaninya.[/su_box]
Contoh 10:
[su_box title=” In Memoriam “]
Karya: Alfred
Maafkan tangisan liar dan mengembara ini,
Kebingungan seorang pemuda yang terbuang;
Maafkan mereka di mana mereka gagal dalam kebenaran,
Dan dalam hikmat-Mu jadikan aku bijaksana.[/su_box]
Contoh 11:
[su_box title=” Karena Saya Tidak Bisa Behenti untuk Kematian “]
Karya: Emily Dickinson
Karena saya tidak bisa berhenti untuk Kematian –
Dia dengan ramah berhenti untuk saya –
Kereta itu menahan tetapi hanya Diri Kita Sendiri –
Dan Keabadian.[/su_box]
Contoh 12:
[su_box title=” Gambar Pertama “]
Karya: St. Vincent Millay
Lilin saya menyala di kedua ujungnya;
Itu tidak akan bertahan semalaman;
Tapi ah, musuhku, dan oh, temanku—
Ini memberikan cahaya yang indah![/su_box]
Demikianlah beberapa contoh puisi quatrain dalam bahasa Indonesia. Jika kamu ingin mengetahui contoh dari jenis-jenis puisi baru lainnya, kamu bisa langsung cek website haidarmusyaffa.com.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai puisi khususnya, ataupun mengenai bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan sampai jumpa 🙂