Jenis Jenis Puisi Lama dan Contohnya

5 min read

haidarmusyaffa.com

Jenis Jenis Puisi Lama- Puisi merupakan salah satu media yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan di khalayak umum. Pesan ini dapat berupa nasihat atau ungkapan pribadi seseorang kepada orang lain.

Menulis puisi merupakan salah satu bentuk ekspresi yang diungkapkan oleh penulis, bisa bersumber dari gagasan atau inspirasi pikiran sang penulis.

Keberadaan puisi sekarang pun tidak lepas dari transformasi dari bentuk puisi lama. Nah apa itu puisi lama dan apa perbedaan antara puisi lama serta puisi baru?

Jika kamu sedang mencari jawaban itu, maka baca artikel ini sampai habis adalah pilihan yang tepat bro.

Pengertian Puisi

jenis jenis puis lama

Puisi lama sudah ada sejak zaman dahulu dan biasanya digunakan dalam upacara-upacara adat.

Berbeda dengan puisi modern yang ditulis secara bebas tanpa aturan, puisi lama memiliki berbagai aturan yang harus diikuti.

Jenis puisi lama yang dianggap paling unik adalah mantra karena selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis dan gaib.

Ciri-ciri puisi mantra adalah berima, menggunakan bahasa yang mengandung majas metafora dan sifatnya misterius.

Puisi mantra biasanya digunakan untuk memanggil atau mengusir roh halus, meminta kekuatan, dan lain sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa aturan-aturan puisi lama sebagai berikut ini.

  • Jumlah baris 2, 4 atau lebih
  • Terikat dengan rima
  • Terikat dengan jumlah suku kata
  • Aturan jumlah suku baris pada satu bait

Ciri-Ciri Puisi Lama

jenis jenis puisi lama

Selain terikta pada sejumlah aturan, puisi lama juga terlihat dari ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut ini:

  • Tergolong ke dalam sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
  • Merupakan karya turun temurun yang tidak di ketahui siapa pengarangnya
  • Puisi lama sangat terikat dengan aturan di dalamnya jadi terlihat kak.

Jenis Jenis Puisi Lama

haidarmusyaffa.com

Puisi lama terbagi menjadi 7 jenis yaitu syair, pantun, mantra, karmina, gurindam, talibun dan seloka.

Supaya teman-teman lebih mengerti simak penjelasan jenis-jenis puisi lama dan contohnya, berikut ini.

1. Syair

Puisi yang lebih terlihat seperti cerita ini memiliki isi dan makna yang langsung tersampaikan dalam sebuah baris. Ciri atau aturan pembuatan syair sendiri adalah sebagai berikut:

  • Setiap baitnya terdiri dari 4 baris
  • Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
  • Menggunakan rima a-a-a-a
  • Setiap maris merupakan isi dan saling berkaitan.

Contoh Syair Nasehat

[su_box title=” “]

Dengarkanlah wahai kawan sejati,
Syair sederhana dari lubuk hati,
Tentang hidup dunia fana ini,
Tentang kerikil yang kena dihadapi,

Hidup sementara hanyalah untuk beribadat,
Bukan mengumpat bukan maksiat,
Janganlah terbuai godaan syahwat,
Hingga ibadah kena terlewat,

Janganlah lalai akan sholat,
Janganlah kikir akan zakat,
Kenalah kita perbanyak sholawat,
Guna bekal kelak di akhirat,

Tuhan tak pernah lupa,
Tuhan pun tak pernah memalingkan kita,
Sebab Tuhan selalu bersama kita,
Tapi kita selalu lupa pada-Nya,

Kemanakah kita di waktu bahagia,
Memilih sesama meluapkan suka,
Kemanakah kita di kala lara,
Teringat Tuhan mengeluh duka,

Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi,
Berdoa dan berserah diri,
Baik suka duka dalam diri,
Ya Allah ya Tuhan kami,

Seringkanlah kita memohon ampun,
Agar jiwa laksana embun,
Janganlah sampai nanti tertegun,
Saat nyawa lepas dari ubun-ubun,[/su_box]

[su_box title=” “]

Inilah gerangan suatu madah

mengarangkan syair terlalu indah,

membetuli jalan tempat berpindah,

di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,

ialah perahu tamsil tubuhmu,

tiadalah berapa lama hidupmu,

ke akhirat jua kekal hidupmu

Ilmu bekal dimasa depan

Dengarlah wahai para siswa

Bersemangatlah belajar di waktu muda

Ilmu tiada pernah habis ditimba

Sebagai bekal dimasa tua

Tiada kesusahan bila ilmu ada

Kemana dicampak selalu diterima

Lancar urusan nanti dirasa

Bercakap pun penuh wibawa

Bersama ilmu kamu berjaya

Naik menuju tahta pertama

Cemerlang otak senantiasa

Menyinari diri hingga maut bersua[/su_box]

2. Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dimana pantun kerap digunakan baik untuk berkomunikasi ataupun saat perayaan upacara adat, seperti pernikahan Betawi.

Adapun ciri-ciri pantun yaitu sebagai berikut:

  • Bersajak a-b-a-b
  • Pada 1 bait terdiri dari 4 baris
  • Setiap baris bisa terdiri atas 8-12 suku kata
  • 2 baris awal adalah sampiran dan 2 baris berikutnya adalah isi

Contoh Pantun Nasihat

[su_box title=” “]

Ke Jakarta mampir Tegal

Bersama kasih bersenang-senang

Janganlah sampai kita menyesal

Ingat hidup tak sembahyang

Lihat gelembung meletup-letup

Kalau pecah jadi melekat

Perbanyaklah ilmu saat kau hidup

Untuk bekal kau di akhirat [/su_box]

Contoh Pantun Jenaka

[su_box title=” “]

Burung hinggap pada tiang

Terbang satu melayang-layang

Badan kurus semakin peyang

Ditiup angin tentu goyang-goyang[/su_box]

3. Mantra

Jenis jenis puisi lama yang menarik yaitu mantra, karena mantra sering dikaitkan dengan hal-hal yang mengandung kekuatan gaib.

Mantra mempunyai rima, irama dan terkenal dengan sifatnya yang misterius. Bahasa yang digunakan dalam mantra biasanya menggunakan maja metafora dan bersifat esoferik.

Esoferik merupakan bahasa khusus yang dipakai antara pembicaran dan lawan bicara.

Contoh Mantra

[su_box title=” “]

Bismillahirrahmanirrohim
Hai besi bangunlah engkau si rajabesi
Yang bernama si ganda bisa
Engkau duduk di kepala jantungku
Bersandar di tiang arasy
Kuminta tinggalkan insanku
Kuminta rendah insan sekalian
Berkat aku memakai wujud kodrat sayyidina ali
Bujur lalu melintang patah
Lalu juga kehendak Allah
Berkat lailaha illallah
Muhammadarrasulullah
[/su_box]

[su_box title=” “]

Assalamualaikum putri satulung bersar
Yang beralun berilir simayan
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi
[/su_box]

4. Karmina

Karmina biasanya digunakan sebagai media untuk menyatakan sindiran atau ungkapan secara langsung yang termaktub di bagian isi (baris kedua) karmina.

Sebetulnya, karmina sendiri merupakan pantun yang terdiri atas 4 baris dan tiap barisnya mengandung suku kata sebanyak 4 sampai 5 suku kata.

Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk karmina pun menjadi dua baris dan mempunyai suku kata sebanyak 8-12 suku kata.

Karmina ini tidak jauh beda dengan pantun, yang membedakan hanyalah sajak a-a-b-b.

Ciri-ciri karmina sebagai berikut:

  • Karmina terdiri dari 2 baris
  • Karmina bersajak a-a atau b-b
  • Baris pertama disebut sampiran
  • Baris kedua disebut isi
  • Setiap baris pada karmina terdiri dari 8-12 suku kata atau 4 suku kata
  • Dan di antara sampiran serta isi tidak ada hubungan dengan yang lain nya
  • Pada setiap baris harus selalu diakhiri dengan tanda koma, kecuali pada baris keempat yakni selalu diakhiri dengan tanda titik
  • Terkandung dua hal yang bertentangan, yakni rayuan maupun perintah

Contoh Karmina

[su_box title=” “]

Dahulu beras sekarang ketupat

Orang pemerat tersiksa di akhirat

Buah durian tajam berduri

Baca Al Quran tenangkan hati

Tari saman indah gerakannya

Tanda iman lapang dadanya

Ikan kakap makan kepompong

Banyak cakap suka bohong

Air panas di dalam panci

Kurang pantas memuji diri

Kucing garong kucing betina

Kalau bohong masuk neraka[/su_box]

5. Gurindam

Gurindam merupakan jenis puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari 2 baris. Pada dasarnya gurindam sangat mirip dengan pantun.

Hanya saja gurindam tidak memiliki sampiran. Gurindam memiliki persajakan yang sama di akhir. Dua baris tersebut merupakan hubungan sebab dan akibat

Ciri-ciri gurindam dibandingkan dengan puisi lama lainnya, yaitu:

  • Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
  • Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
  • Gurindam terdiri dari dua baris tiap baitnya.
  • Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
  • Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
  • Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.

Contoh Gurindam

[su_box title=” “]

Siapa yang enggan sesat dunia akhirat

Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat

Jika segera bertaubat sebelum akhir zaman

Maka akan mendapatkan yang namanya selamat

Apabila tidak suka memberi

Maka janganlah suka mencaci

Hidup itu harus saling menghargai

Jika tak ingin menyesal di kemudian hari

Barang siapa tidak berilmu

Bagaikan kursi tidak bertumpu

Belajar untuk raih faedah

Bukan sekadar raih ijazah

Mencari ilmu wajib hukumnya

Baik si kanak atau si tua

Ilmu jangan hanya dihafalkan

Namun juga harus diamalkan[/su_box]

6. Talibun

Talibun adalah kebalikan dari karmina, jika karmina dikatakan sebagai pantun singkat, talibun justru kerap disebut sebagai pantun dengan baris yang panjang.

Ciri-ciri Talibun

  • Menggunakan rima a-b-c-a-b-c
  • Setiap bati memiliki baris berjumlah genap namun lebih dari 4
  • Setiap baris memiliki 8-12 suku kata
  • Setengah dari jumlah baris berbait pada bagian awal adalah sampiran dan berikutnya adalah isi

Contoh Talibun

[su_box title=” “]

Anak orang di Padag Tarap

pergi berjalan ke kebun bunga

hendak ke pekan hari telah senja

Di sana sirih kami kerekap

meskipun daunnya serupa

namun rasanya berlain jua

Melihat sapi di siang hari

Sapi betina bukan sapi jantan

Berwarna putih bukannya hitam

Janganlah engkau menyombongkan diri

Di depan para tamu undangan

Karena itu perbuatan jahanam[/su_box]

7. Seloka

Seloka merupakan jenis puisi yang berisikan perumpamaan atau kiasan untuk berguaru ataupun menyindir.

Seloka biasnya ditulis dalam bentuk pantun ataupun syair. Pengaturan rima atau persajakan sangat penting dalam seloka.

Dalam penulisannya, setiap baris kedua dan keempat pada bait pertama akan menjadi baris pertama dan ketiga bait selanjutnyabegitu pula seterusnya.

Ciri-ciri seloka secara umum

  • Dalam 1 bait tediri dari 4 baris atau lebih
  • Mempunyai sajak a-b-a-b
  • Pada baris ke-1 dan baris ke-2 adalah sampiran, sedangkan pada baris ke-3 dan ke-4 merupakan isi.
  • Setiap baris terdiri atas 4 suku kata.
  • Memiliki rangkaian pantun yang saling sambung menyambung
  • Disusun secara berangkap. Akan tetapi setiap rangkap tidak tetap jadi rima akhir adalah bebas.

Contoh Seloka

[su_box title=” “]

Untuk apa punya belati

Jika tak pernah jua diasah

Untuk apa beranak istri

Jika tak pernah dikasih nafkah

Jika tak pernah jua diasah

Si belati pun akan menumpul

Jika tak pernah dikasih nafkah

Nanti dapur pun takkan mengepul[/su_box]

Itulah tadi penjelasan mengenai jenis jenis puisi lama dan contohnya. Semoga dengan materi yang sudah dibahas melalui artikel ini dapat memberikan pemahaman dan manfaat untuk teman-teman semua.

Jika teman-teman masih bingung dengan pelajaran bahasa Indonesia, teman-teman bisa kunjungi website kami yaitu haidarmusyaffa.com.

Contoh Greeting Card Happy Wedding

Contoh Greeting Card Happy Wedding  Kartu memang seringkali menjadi salah satu bagian penting untuk disertakan dalam sebuah acara pernikahan atau hadiah kejutan pada hari...
haidar
3 min read

12+ Contoh Puisi Pendek Tentang Ayah

Contoh Puisi Pendek Tentang Ayah Sosok ayah sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang anak, karena seorang ayah harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anak. Bagaimana...
haidar
7 min read

Contoh Puisi Pendidikan

haidar
7 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *